Kamis, 30 April 2020

Malam menghanyutkanku dalam kelam
bukti sendu telah keliru sampaikan pada tempat temaram
...
Kau menghantarkanku begitu kuat
seperti gemuruh yang muncul diujung cahaya, hentakan seisi semesta
...
Perasaan yang ku kira akan pudar seiring berganti hari
katanya, "jangan hiraukan! Cukup jalani harimu dengan baik"
...
Kau masih ada, menetap diujung persimpangan
Aku harap ada cahaya yang mengantarkan kau pulang dalam intuisi semalam
...
Rindu yang kian berkecambuk
Semoga berujung di peraduan peluk


Jumat, 17 April 2020

Kisah usang yang siap menjadi tumpukan lembaran abu-abu
diantarkan pada semesta
hanya saja ikatannya mungkin akan tetap
aku simpan
siapa tahu Tuhan mengabulkan permintaan di tengadah kedua telapak tangan
memaksa angan biar Tuhan kehendaki
Mungkin terkesan memaksa
ya, siapa tahu...

Tiap kali kau ingin rengkuh
aku akan ada dalam tiap ringkuk

Minggu, 12 April 2020

Dari hari ke hari
aku bungkam semua tanda tanya
segala pertanyaan tentang jalan hidup
ia buat aku kelelahan
Apa? Kamu mau main kucing-kucingan?
Enyahlah wahai segala pertanyaan!
Kau hanya buat otakku kelelahan
saling kejar dengan intuisi
kemudian tak menemukan pemenang dalam permainan ini

Oh, Tuhan. Ayolah!
Jangan buat aku bertanya-tanya
Aku ingin marah atas keadaan
ingin kumaki dan kuteriaki benda mati disini
jika ia hidup dan bisa mendengar

Sudahlah, jangan risaukan keadaan
semua akan baik-baik saja
cukup
jangan melulu menyalahkan diri sendiri
kau sudah menumpah ruahkan semua perasaan
Cukup, kau perlu istirahat!
Diantara batas rembulan yang kian meredupkan cahayanya
dan matahari yang siap hidup untuk memberkati setiap langkah manusia hingga jelang petang

adapun kamu yang tak pernah luput 
selalu saja, hal apapun beresonansi pada ingatan terbaik kita 

aku nikmati semua sendirian
pagi ini
ditengah rumah yang sepi sunyi

Happy sunday, I love you.
Have a good day.

Seruku dalam angan.

Jumat, 03 April 2020

Jalanan basah sehabis hujan
Rintik hujan membasuh dedaunan kemudian kembali ke tanah
yang jatuh 
menjadi siklus
tahu tempat ia kembali
...
Bumi sedari tadi bergumam
yang patah akan kembali tumbuh
yang tumbuh akan kembali patah
lalu patah dan tumbuh
terus berlanjut
hingga waktu diam dalam takdir
Sedangkan aku masih cemas menghadapi semesta
...
Sungguh ia pernah menjadi satu-satunya
menuangkan ia dalam setiap doa malam bahkan tiap fajar menjelang
Konon, kita adalah kembar
Ya, mungkin
api yang saling membakar
tak ada teduh dalam titik temu
...
Meminta pengampunan atas segala kegaduhan yang kucipta dalam tenang
kekacauan yang kucipta dalam pembenahan
dari aku yang senantiasa menuangkan perasaannya hingga tumpah ruah
...
Ini hanya bualan, katamu

Kamis, 02 April 2020

Hai aku rindu
hanya saja aku tahu diri
telah tertangkap basah
aku tak bermaksud menaruh duri
hanya saja aku tak ingin larut dalam perasaan yang kian hari makin mengambang
akupun rasanya telah cukup diam dalam pertahanan

masalah perasaan dan harapan masih saja sama
akan tetapi, aku tahu keadaan tak bisa dipaksa
akan berakhir sama

Baiklah Tuhan kali ini aku tak ingin berdoa keras meminta satu nama
karena aku telah mengetahui jawaban dari setiap pertanyaan

Semoga kebahagian selalu menyertaimu
Aku meminta maaf atas kekecewaan yang menerpamu terus menerus