Jumat, 21 Desember 2018

Lagi Lagi, Aku bukan menjadi Satu Satu-nya

Selamat pagi
Hari mendung
dingin
dan sedikit berkabut
hingga buat aku berkabung
Tuhan, apa Kau lihat aku yang semalam minta petunjuk-Mu?
Apa benar mimpi semalam adalah jawaban?
.
Telah lama, menunggu yang tepat
Aku kira ini adalah terakhir kalinya
Nyatanya Kau telah tunjukkan mimpi buruk
yang menghantamku keras
menuju sadar
Pernah, sebelumnya Kau tunjukkan hal sama
dan Ya!
Apa ini sudah menjadi "mindset" bahwa percaya pada mimpi adalah hal yang benar?

Sabtu, 08 Desember 2018

Jumat, 07 Desember 2018

Kini mungkin sudah berbeda ruang
terjerat pada jeda
yang semakin hari
pikulannya semakin berat

HAHAHA
aku memikul rindu sendiri
sedang disana sedang asik sendiri

...
Bukankah lebih baik sendiri daripada dikoyak sepi?

Jika Kau tawari aku
dengan senang hati aku akan menerima takdir meski tidak segaris dengan kehendakku
Bukankah Kau selalu memberi yang terbaik?
Baiklah, beri sedikit ketenangan padaku
...
Bukankah disana ia baik-baik saja?

Jumat, 30 November 2018

Jiwa yang resah kian meradang
hingga pulang bukanlah pilihan awal
Aku tetap disini menunggu secercah cahaya yang mungkin bisa mengantarkanku pada kehangatan malam
bukan berarti aku menginginkan pulang
...
Bukankah tidak etis pulang kepada kamu yang sekarang pulang untuk mendekap yang lain?

Kamis, 29 November 2018

Terima kasih telah membuatku menyerah
setelah selama ini ku agung-agungkan kau
Terima kasih telah membuat aku sangat lelah sehingga aku bisa menyadari lebih awal atas ketidakpastian yang semakin runyam

...

Sungguh Tuhan, aku menyesali percakapan yang berujung pertemuan sekaligus perpisahan (lagi)

Keinginan untuk memaki diri sendiri sangatlah besar
tapi aku bisa apa?
takkan ada yang berubah
pertemuan yang diakhiri perpisahan (lagi)

...

Baiklah, Tuhan.
Akan kunikmati (lagi) sunyi sendu sepanjang malam

Jumat, 09 November 2018

Tetiba, datang resah
kemudian membakar segenap rindu yang dari kemarin menumpuk hingga seluruh rusuk

Sialan kau!

Rabu, 31 Oktober 2018

Kita gatau besok akan seperti apa, jangan khawatir akan ada apa esok.
Hey, jangan khawatir, aku bilang.
Karena Tuhan menjanjikan kehidupan yang seadil-adilnya.
Akan ada hasil dibalik sebuah usaha
Akan ada manis dibalik sebuah perjuangan
Tidak harus dengan dia, mungkin
Atau bisa juga
...
Ketika semua keluh resah aku tampakkan, membabi buta karena tak kau dengarkan
Bahkan tak kau sempatkan dengarkan sepatah dua patah ceritaku hari ini

Kau selalu saja dengan dirimu sendiri
Ambisi beserta seluruh mimpimu
Oh ya, aku tak ada disela-sela kedua itu

Bagaimana kalau kita batalkan seluruh rencana
maksudku rancangan
yang lama-lama semakin tak kelihatan bentuknya
tak lugas lagi untuk dibicarakan

Aku, kamu, semua orang memiliki waktu yang sama
bedanya dari pembagian porsi waktu

Ya, kau selalu saja membela dirimu sendiri
Menggembar-gemborkan pembelaanmu atas kemenangan dan kebahagianmu
hingga lupa aku yang setia sedia menunggu menjadi pencela waktumu
Ya, tak ada jeda hingga aku tak bisa mencela

Inginku melontarkan sumpah serapah
akan tetapi masih ada penerimaanku atas pembelaanmu

Selamat, kau sungguh aku kasihi
tanpa kamu tahu bagaimana cara mengasihi

Minggu, 30 September 2018

Seperti malam-malam sebelumnya, kurengkuh kakiku hingga terdekap
Menangisi kisah yang tak kunjung usai dengan penjelasan-penjelasan yang lugas
..
Katanya rindu, tapi malah jadi candu
Katanya cinta, tapi malah jadi jeda
...
Kau bilang kehilangan aku adalah hal yang kau takuti
tapi malah kau abaikan dan biarkan aku sendiri
seperti malam-malam sebelumnya, biarkan aku tertatih

Minggu, 23 September 2018

Aku kira ini ada sebuah pertemuan terakhir
Lagi-lagi gagal
Kupasrahkan semua harapan
Lagi-lagi tenggelam

Kenapa hidup harus tidak seadil ini?