sekalinya ada masih saja dikeluhkan
Bukankah manusia tak ada puasnya?
Ya, penerimaan, sahutnya.
Kemudian untuk apa hal-hal yang menyakitkan terjadi?
Bukankah dari sakit tersebut kita bisa rasa bahagia?
Lalu, Tuhan
sebenarnya apakah kita bisa tentukan takdir?
Apakah kita diberi kebebasan untuk menentukan takdir kita, selembar saja kosongkan Lauhul Mahfuz. Bisa?
Biar aku tentukan sendiri
Omong kosong!
Halu!
Bukankah Tuhan selalu memberikan yang terbaik dan segala sesuatu yang kita butuhkan? Meskipun tidak sinkron dengan kehendak maupun keinginan kita?
Ayolah, kau percaya Tuhan itu ada
lalu kenapa kau masih saja risau meratapi malam sendirian, hah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar