Kamis, 11 Juni 2020

Senantiasa berharap pada semesta akan akhir bahagia
tanpa harus basa basi merangkai kisah dramatis
Semenjak ekspektasi dibungkam untuk tidak meluapkan kekesalannya
ia kubur semua gambaran yang telah dirangkainya
menjadikannya satu kesatuan dengan keputusasaan

Ia ingin sekali disertai
bagaimana jika dia telah tenggelamkan dirinya sendiri?
semua jadi semu tanpa bisa dijelaskan
terjebak dengan terkaan
membabi buta atas kemarahan yang seharusnya bisa ia redam

Karena kau adalah ketiadaan
karena kau adalah ketidakpastian
karena kau adalah semaunya kamu

Ketika pemenuhan atas harapan diabaikan
disana pula
terkaan
keputusasaan
menjadi pemenang
dalam sunyi dan sepi sendiri

Kau masih asik dengan dirimu
tanpa kau harus ribut dengan yang katanya
adalah
kekasihmu

Katanya, tak seharusnya ia terkurung sendiri
di malam dengan bulan purnama yang ranum
malam tadi
Nyatanya, ia gelisah dan ingin meneriaki seluruh isi ruang
karena harapan tak jua terpenuhi
terkaan terus-menerus menghatam ia sampai pagi
hingga ia tunjukkan bahagia, kasih, dan penghargaan di pagi selanjutnya
yang nyatanya adalah topeng

Ia ingin antarkan kami keperaduan
dimana ia dapat mengadu penuh atas duka semalam
kami ditelanjangi hingga gertakan gigi terdengar

Kami harus mengadu kemana lagi?
atas harapan-harapan yang terus berontak
tak ia penuhi sejak...
entah
 ...
Jangan khawatir, aku baik-baik saja 
urusi saja dirimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar